Sabtu, 16 November 2013

lirik lagu terima kasih Tuhan

Terima Kasih Tuhan                               

My Gallery
Jesus Christ Loved Me

  

Terima kasih Tuhan
Untuk kasih setiaMu
Yang ku alami
dalam hidupku
Terima kasih Yesus
Untuk kebaikanMu
Sepanjang hidupku

Reff :
Terima kasih Yesusku
Buat anugerah yang Kau beri
Sebab hari ini
Tuhan adakan
Syukur bagiMu.

Jumat, 15 November 2013

mtk kls 5

Matematika KELAS 5

A. Sifat-Sifat Pengerjaan Hitung pada
Bilangan Bulat

Sifat-sifat pengerjaan hitung pada bilangan bulat yang akan dipelajari sifat komutatif, asosiatif, dan distributif. Mungkin kamu pernah menggunakan sifat-sifat tersebut, tetapi belum tahu nama sifat-sifatnya. Sebenarnya seperti apa sifat-sifat itu?
Coba perhatikan penjelasan berikut.

1.Sifat Komutatif (Pertukaran)

a.Sifat komutatif pada penjumlahan
Andi mempunyai 5 kelereng berwarna merah dan 3
kelereng berwarna hitam. Budi mempunyai 3 kelereng berwarna merah dan 5 kelereng berwarna hitam. Samakah jumlah kelereng yang dimiliki Andi dan Budi?


Perhatikan gambar.
Ternyata jumlah kelereng Andi sama dengan jumlah kelereng Budi.
Jadi, 5 + 3 = 3 + 5.
Cara penjumlahan seperti ini menggunakan sifat komutatif.
Secara umum, sifat komutatif pada penjumlahan dapat ditulis sebagai berikut.

a + b = b + a

dengan a dan b sembarang bilangan bulat.

b. Sifat komutatif pada perkalian
Jumlah kelereng Andi dan Budi sama, yaitu 8 butir. Kelereng Andi dimasukkan ke empat kantong plastik. Setiap kantong berisi 2 butir.
Kelereng Budi dimasukkan ke dua kantong plastik. Setiap kantong berisi 4 butir.
Kelereng Andi dan Budi dapat ditulis sebagai berikut. Kelereng Andi = 2 + 2 + 2 + 2
= 4 × 2 = 8
Kelereng Budi = 4 + 4
= 2 × 4 = 8
Jadi, 4 × 2 = 2 × 4.
Cara perkalian seperti ini menggunakan sifat komutatif pada perkalian.
Secara umum, sifat komutatif pada perkalian dapat ditulis:

a × b = b × a

dengan a dan b sembarang bilangan bulat.

2. Sifat Asosiatif (Pengelompokan)

a. Sifat asosiatif pada penjumlahan
Andi mempunyai 2 kotak berisi kelereng. Kotak I
berisi 3 kelereng merah dan 2 kelereng hitam. Kotak
II berisi 4 kelereng putih. Budi juga mempunyai 2 kotak berisi kelereng. Kotak I berisi 3 kelereng merah. Kotak II berisi 2 kelereng hitam dan 4 kelereng putih.
Samakah jumlah kelereng yang dimiliki Andi dan
Budi?


Perhatikan gambar.
Ternyata jumlah kelereng yang dimiliki Andi sama dengan jumlah kelereng yang dimiliki Budi.
Jadi, (3 + 2) + 4 = 3 + (2 + 4).
Cara penjumlahan seperti ini menggunakan sifat asosiatif pada penjumlahan.
Secara umum, sifat asosiatif pada penjumlahan dapat ditulis:

(a + b) + c = a + (b + c)

dengan a, b, dan c sembarang bilangan bulat.

b. Sifat asosiatif pada perkalian
Andi mempunyai 2 kotak mainan. Setiap kotak diisi
3 bungkus kelereng. Setiap bungkus berisi
4 butir kelereng. Berapa jumlah kelereng Andi?
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah kelereng Andi.
Cara pertama menghitung banyak bungkus. Kemudian, hasilnya dikalikan banyak kelereng tiap bungkus.
Banyak bungkus × banyak kelereng tiap bungkus
= (3 bungkus + 3 bungkus) × 4 butir
= (3 + 3) × 4
= (2 × 3) × 4 = 24 butir
Cara kedua menghitung banyak kelereng setiap kotaknya dahulu kemudian hasilnya dikalikan banyak kotak.
Banyak kotak × banyak kelereng
= 2 × (4 + 4 + 4)
= 2 × (3 × 4) = 24 butir
Perhitungan cara I: (2 × 3) × 4. Perhitungan cara II: 2 × (3 × 4).
Hasil perhitungan dengan kedua cara adalah sama. Jadi, (2 × 3) × 4 = 2 × (3 × 4).
Cara perkalian seperti ini menggunakan sifat asosiatif pada perkalian.
Secara umum, sifat asosiatif pada perkalian dapat ditulis:

(a × b) × c = a × (b × c)

dengan a, b, dan c bilangan bulat.



c. Sifat Distributif (Penyebaran)


a. (3 × 4) + (3 × 6) = 3 × (4 + 6)

Angka pengali disatukan

3 × 4 dan 3 × 6
mempunyai angka pengali yang sama, yaitu 3

yang menggunakan sifat distributif.
Benarkah bahwa (5 × 13)
– (5 × 3) = 5 × (13 – 3)?

Penghitungan dilakukan dengan cara menjumlah kedua angka yang dikalikan (4 + 6). Kemudian hasilnya dikalikan dengan angka pengali (3).
3 × (4 + 6) = 3 × 10 = 30. Mengapa cara ini digunakan.
Karena menghitung 3 × (4 + 6) = 3 × 10 lebih mudah daripada menghitung (3 × 4) + (3 × 6).

(5 × 13) – (5 × 3) mempunyai angka pengali yang sama, yaitu 5.
Angka pengali disatukan menjadi 5 × (13 – 3). Diperoleh:
(5 × 13) – (5 × 3) = 5 × (13 – 3) Contoh di atas merupakan pengurangan dengan sifat distributif.


b.15 × (10 + 2) = (15 × 10) + (15 × 2)


Angka pengali dipisahkan


15 × (10 + 2) mempunyai angka pengali 15

Penghitungan dilakukan dengan cara kedua angka
yang dijumlah (10 dan 2) masing-masing dikalikan dengan angka pengali (15), kemudian hasilnya dijumlahkan.
15 × (10 + 2) = (15 × 10) + (15 × 2)
= 150 + 30
= 180

Cara ini juga untuk mempermudah penghitungan karena menghitung (15 × 10) + (15 × 2) = 150 + 30 lebih mudah daripada menghitung 15 × (10 + 2)
= 15 × 12.

Cara penghitungan seperti di atas menggunakan sifat distributif pada penjumlahan dan pengurangan. Secara umum, sifat distributif pada penjumlahan dan pengurangan dapat ditulis:

a × (b + c) = (a × b) + (a × c)
a × (b – c) = (a × b) – (a × c)

dengan a, b, dan c bilangan bulat

4. Menggunakan Sifat Komutatif, Asosiatif,
dan Distributif
Sifat komutatif, asosiatif, dan distributif dapat digunakan untuk memudahkan perhitungan.
Perhatikan contoh berikut.
1. Menghitung 5 × 3 × 6
Cara 1:

5 × 3 × 6 = 5 × 6 × 3

= (5 × 6) × 3
= 30 × 3
= 90

Menggunakan sifat komutatif, yaitu menukar letak angka 3 dengan 6.

Menggunakan sifat asosiatif, yaitu mengalikan 5
dengan 6 terlebih dahulu agar mudah menghitungnya.

Cara 2:
5 × 3 × 6 = 3 × 5 × 6

= 3 × (5 × 6)
= 3 × 30
= 90

2.Menghitung 8 × 45

Menggunakan sifat komutatif, yaitu menukar letak angka 3 dengan 5.

Menggunakan sifat asosiatif, yaitu mengalikan 5
dengan 6 terlebih dahulu agar mudah menghitungnya.

Cara 1: menggunakan sifat distributif pada penjumlahan
8 × 45 = 8 × (40 + 5)
= (8 × 40) + (8 × 5)
= 320 + 40
= 360
Cara 2: menggunakan sifat distributif pada pengurangan
8 × 45 = 8 × (50 – 5)
= (8 × 50) – (8 × 5)
= 400 – 40
= 360


B. Menaksir Hasil Pengerjaan Hitung
Dua Bilangan

1.MenaksirHasilPenjumlahandanPengurangan

Menaksir hasil penjumlahan atau pengurangan dua bilangan berarti memperkirakan hasil penjumlahan atau pengurangan dari kedua bilangan tersebut. Caranya dengan membulatkan kedua bilangan kemudian hasil pembulatan tersebut dijumlahkan atau dikurangkan. Perhatikan contoh berikut.
a. Tentukan taksiran ke puluhan terdekat dari 53 + 79
Langkah pertama, bulatkan setiap bilangan ke puluhan terdekat. Caranya sebagai berikut. Perhatikan angka satuannya. Jika satuannya kurang dari 5 dibulatkan ke nol. Jika satuannya lebih atau sama dengan 5 dibulatkan ke 10.
5 3 50 + 0 = 50
kurang dari 5
dibulatkan menjadi 0

Berarti 53 dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 50.
7 9 70 + 10 = 80
lebih dari 5
dibulatkan menjadi 10


Di kelas IV kamu sudah belajar membulatkan bilangan.
Pada pembulatan ke satuan terdekat.
Angka persepuluhan (desimal) kurang dari 0,5 dibulatkan ke nol. Sedangkan angka per- sepuluhan (desimal) lebih atau sama dengan 0,5 di- bulatkan ke satu.

29, 4 29 + 0 = 29
kurang dari 5
dibulatkan menjadi 0

23, 7 23 + 1 = 24
lebih dari 5
dibulatkan menjadi 1
Angka 53 lebih dekat ke 50
daripada ke 60.
Berarti 53 dibulatkan menjadi
50.
Angka 79 lebih dekat ke 80
daripada ke 70.
Berarti 79 dibulatkan menjadi
80.

Berarti 79 dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 80. Langkah kedua, jumlahkan hasil pembulatan dari kedua bilangan.
50 + 80 = 130
Jadi, taksiran ke puluhan terdekat dari 53 + 79 adalah
130.
Ditulis 53 + 79 = 130.

dibaca kira-kira, merupa- kan tanda yang menyatakan hasil perkiraan dari proses penghitungan.

b. Tentukan taksiran ke ratusan terdekat dari 599 – 222
Langkah pertama, bulatkan setiap bilangan ke ratusan terdekat.
Perhatikan angka puluhannya. Jika puluhannya kurang dari 50 dibulatkan ke nol. Jika puluhannya lebih dari 50 dibulatkan ke 100.

599

500 + 100 = 600

Angka 99 lebih dari 50 maka
99 dibulatkan menjadi 100.


dibulatkan menjadi

Angka 22 kurang dari 50 maka
22 dibulatkan menjadi 0.

222

200 + 0 = 200

dibulatkan menjadi
Langkah kedua, kurangkan hasil pembulatan dari kedua bilangan 600 – 200 = 400.
Jadi, taksiran ke ratusan terdekat dari 599 – 222
adalah 400.
Ditulis 599 – 222 = 400.


Menaksir Hasil Kali dan Hasil Bagi
Cara menaksir hasil kali atau hasil bagi dua bilangan yaitu dengan membulatkan kedua bilangan kemudian hasil pembulatan dari kedua bilangan tersebut dikali atau dibagi.


Banyak kelompok yang ikut gerak jalan 18 tim. Setiap tim beranggotakan
21 anak.


Berapa kira-kira jumlah anak yang ikut gerak jalan?

Lambang taksiran yaitu ?. Misalnya 21 × 29 = 20 × 30
= 600
Dibaca dua puluh satu kali dua puluh sembilan kira-kira enam ratus.

10 Bilangan Bulat

Angka 8 lebih dari 5. Angka 8 dibulatkan ke 10.
Jadi, angka 18 dibulatkan ke

Banyak tim = 18

dibulatkan 20.

puluhan terdekat menjadi 20. Angka kurang dari 5.

Banyaknya anggota setiap tim = 21

dibulatkan 20.

Angka 1 dibulatkan ke 0.

Taksiran jumlah siswa = 20 × 20 = 400.
Jadi, jumlah anak yang ikut gerak jalan kira-kira ada 400.

Apabila hasil perkaliannya dibulatkan, diperoleh hasil berikut.
18 × 21 = 378 (hasil sebenarnya) Pembulatan ke puluhan terdekat:
378 = 370 + 10 = 380
dibulatkan menjadi

Jadi, angka 21 dibulatkan ke
puluhan terdekat menjadi 20.

Angka 8 lebih dari 5.
Angka 8 dibulatkan menjadi
10.

378 dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 380. Jadi, 18 × 21 = 380.
Pembulatan ke ratusan terdekat:
378 = 300 + 100 = 400
dibulatkan menjadi

Angka 78 lebih dari 50. Angka 78 dibulatkan menjadi
100.

378 dibulatkan ke ratusan terdekat menjadi 400. Jadi, 18 × 21 = 400.

Apabila panitia menyediakan minuman sebanyak 576 botol untuk peserta gerak jalan, kira-kira berapa botol minuman yang didapatkan setiap tim?
Permasalahan di atas diselesaikan dengan menaksir. Begini penyelesaiannya.
Banyak minuman yang didapatkan setiap tim:
576 : 18
matematika kls 5


576 = 500 + 100 = 600
dibulatkan menjadi

576 : 18 = 600 : 20
= 30


18 = 10 + 10 = 20

dibulatkan menjadi

Diperoleh 600 : 20 = 30.
Jadi, banyak minuman yang didapatkan setiap tim kira- kira 30 botol.

Secara umum, cara menaksir hasil kali dan hasil bagi sebagai berikut.
1. Bulatkan bilangan-bilangan yang dioperasikan.
2. Kalikan atau bagilah bilangan-bilangan yang dibulatkan itu.

SUMBER  http://mblilis.blogspot.com/2012/06/materi-matematika-kelas-5-sd.html

mtk kls 4


FPB dan KPK

FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB)


FPB merupakan faktor paling besar dari gabungan beberapa bilangan

Cara mencari FPB


Menggunakan Himpunan Faktor Persekutuan
Contoh
Tentukan FPB dari bilangan 18 dan 24
Faktor 18  =  {1, 2, 3, 6, 9, 18}
Faktor 24  =  {1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24}
Faktor persekutuan dari 18 dan 24 =  { 1, 2, 3, 6}
FPB dari 18 dan 24 =  6
Tentukan FPB dari bilangan 75 dan 120

Faktor 75  =  {1, 3, 5, 15, 25, 75}
Faktor 120            =  {1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 12, 15, 20, 24, 30, 40, 60, 120}
Faktor persekutuan dari 75 dan 120  =  {1, 3, 4, 15}
FPB dari 75 dan 120  =  15
Tentukan FPB dari bilangan 36, 48 dan 72

Faktor 36  =  {1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 18, 36}
Faktor 48  =  {1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16,24, 48}
Faktor 72  =  {1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 12, 18, 24, 36, 72}
Faktor persekutuan dari 36 dan 48  =  {1, 2, 3, 4, 6, 12}
FPB dari 36 dan 48  =  12



Menggunakan Pohon Faktor
  • Buatlah pohon faktor dari kedua bilangan yang dicari FPB-nya.
  • Tulis faktorisasi primanya.
  • Pilihlah bilangan pokok yang sama pada kedua faktorisasi prima.
  • Jika bilangan tersebut memiliki pangkat yang berbeda, ambillah bilangan prima dengan pangkat yang terendah.

Contoh


Tentukan FPB dari bilangan 20 dan 30


  • 2 dan 5 adalah bilangan prima yang sama-sama terdapat faktorisasi prima kedua pohon faktor.
  • Pangkat terendah dari 2 adalah 1.
  • Pangkat terendah dari 5 adalah 1.
  • Maka FPB =  2 X 5  =  10

Tentukan FPB dari bilangan 48 dan 60











  • 2 dan 3 adalah bilangan prima yang sama-sama terdapat faktorisasi prima kedua pohon faktor.
  • Pangkat terendah dari 2 adalah 2.
  • Pangkat terendah dari 3 adalah 1.
  • Maka FPB =  22 X 3 =  12
Tentukan FPB dari bilangan 18, 30, dan 36



  • 2 dan 3 adalah bilangan prima yang sama-sama terdapat faktorisasi prima ketiga pohon faktor.
  • Pangkat terendah dari 2 adalah 1.
  • Pangkat terendah dari 3 adalah 1.
  • Maka FPB =  2 X 3 =  6


Menggunakan Tabel

  • Buatlah cara tabel untuk mencari faktorisasi prima dari bilangan yang dicari FPB-nya.
  • Beri tanda faktor prima yang sama.

Contoh
Tentukan FPB dari bilangan 21 dan 35



21 35
3 7 5
5 7 1
7 1 1



FPB  =  3
Tentukan FPB dari bilangan 36 dan 54


36 54
2 18 27
2 9 27
3 3 9
3 1 3
3 1 1

FPB  = 2 X 3 X 3
=  2 X 32 =  18
Tentukan FPB dari bilangan 75, 105 dan 120



75 105 120
2 75 105 60
2 75 105 30
2 75 105 15
3 25 35 5
5 5 7 1
5 1 7 1
7 1 1 1

FPB  =  3  X  5  =  15


KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK)


KPK merupakan kelipatan paling kecil dari gabungan beberapa bilangan

Cara mencari KPK
Menggunakan Himpunan Kelipatan Persekutuan


Contoh :
a.          Tentukan KPK dari bilangan 8 dan 12
Kelipatan 8     =  {8, 16, 24, 32, 40, 48, …}
Kelipatan 12               =  {21, 24, 36, 48, 60, 72, ….}
Kelipatan persekutuan dari 8 dan 12  =  { 24, 48, …}
KPK dari 8 dan 12 =  24



b.         Tentukan KPK dari bilangan 15 dan 20
Kelipatan 15            =  {15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, …}
Kelipatan 20            =  {20, 40, 60, 80, 100,120, …}
Kelipatan persekutuan dari 15 dan 20  =  {60, 120, ….}
KPK dari 15 dan 20 =  60



c.          Tentukan KPK dari bilangan 6, 8 dan 10
Kelipatan 6      =  {6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, …}
Kelipatan 8      =  {8, 16, 24, 32, 40, 48, …}
Kelipatan 12   =  {12, 24, 36, 48, 60, …}
Kelipatan persekutuan dari 6, 8 dan 12  =  {24, 48, …}
KPK dari 6, 8 dan 12  =  24

Menggunakan Pohon Faktor

  • Buatlah pohon faktor dari kedua bilangan yang dicari KPK-nya.
  • Tulis faktorisasi primanya.
  • Kalikan semua faktorisasi prima
  • Jika satu bilangan terdapat di lebih dari satu pohon, ambillah bilangan dengan pangkat yang tertinggi.

Contoh :
Tentukan KPK dari bilangan 10 dan 15

  • 2, 3, dan 5 adalah faktor prima yang terdapat pada faktorisasi prima.
  • Pangkat tertinggi 5 adalah 1
  • Maka KPK =  2 X 3 X 5 =  30
Tentukan KPK dari bilangan 12 dan 30




  • 2, 3, dan 5 adalah faktor prima yang terdapat pada faktorisasi prima.
  • Pangkat tertinggi 2 adalah 2.
  • Pangkat tertinggi 3 adalah 1.
  • Maka KPK = 22 X 3 X 5  =  60


Tentukan FPB dari bilangan 8, 24, dan 36

  • 2 dan 3 adalah faktor prima yang terdapat pada faktorisasi prima.
  • Pangkat tertinggi 2 adalah 3.
  • Pangkat tertinggi 3 adalah 2.
  • Maka KPK = 23 X 32 =  72
Menggunakan Tabel




  • Buatlah cara tabel untuk mencari faktorisasi prima dari bilangan yang dicari KPK-nya.
  • Kalikan semua faktor prima.

Contoh
Tentukan KPK dari bilangan 16 dan 40



16 40
2 8 20
2 4 10
2 2 5
2 1 5
5 1 1
KPK  =  2 X 2 X 2 X 2 X 5
=   24 X 5  =  80


Tentukan KPK dari bilangan 36 dan 64


36 54
2 18 27
2 9 27
3 3 9
3 1 3
3 1 1

KPK  = 2 X 2 X 3 X 3 X 3
=  22 X 33 =  108
Tentukan KPK dari bilangan 10, 15 dan 25



10 15 25
2 5 15 25
3 5 5 25
5 1 1 5
5 1 1 1

KPK  =  2  X 3  X  5  X 5
=   2 X 3 X 52 =  150


saran :  dalam mencari FPB dan KPK lebih mudah menggunakan cara tabel




Contoh Soal FPB dan KPK
Doni mempunyai 20 butir kelereng merah, 28 butir kelereng putih, dan 36 butir kelereng biru.  Kelereng tersebut dimasukkan ke dalam kantong dengan isi sama banyak.  Berapa kantong yang diperlukan ?  Berapa butir kelereng merah, kelereng putih, dan kelereng biru dalam satu kantong ?


Penyelesaian
FPB dari 20, 28, dan 36

20 28 36
2 10 14 18
2 5 7 9
3 5 7 3
3 5 7 1
5 1 7 1
7 1 1 1
FPB dari 20, 28, dan 36  =  2 X 2 = 4
Jadi jumlah kantong yang diperlukan =  4 kantong

Isi tiap kantong :
  • Kelereng merah          =  20  :  4  =  5 butir
  • Kelereng putih            =  28  :  4  =  7 butir
  • Kelereng biru   =  36  :  4  =  9 butir
Pak Andi mendapat giliran ronda setiap 4 hari.  Pak Karim mendapat giliran ronda setiap 6 hari.  Pak Tedi mendapat giliran ronda setiap 8 hari.  Setiap berapa hari mereka ronda bersama-sama ?  Jika mereka ronda bersama-sama tanggal 1 Januari 2008, tanggal berapakah mereka ronda bersama-sama lagi ?


Penyelesaian
KPK dari 4, 6 dan 8

4 6 8
2 2 3 4
2 1 3 2
2 1 3 1
3 1 1 1
KPK dari 4, 6, dan 8              =  2 X 2 X 2 X 3
=  23 X 3
=  8  X  3
=  24
Jadi mereka ronda bersama-sama setiap 2


sumber http://arighoost.wordpress.com/senior-high-school-math/fpb-dan-kpk/

matematika kls 3

MATEMATIKA KELAS 3

MATEMATIKA KELAS 3

Materi Matematika kelas 3 SD


BAB I
LETAK ANGKA PADA GARIS BILANGAN

1.GARIS BILANGAN

1    2    3    4    5    6    7    8    9    10
Urutan bilangan pada garis bilangan di atas menunjukkan makin ke kanan bilangannya makin ¬¬besar. Bilangan yang terletak di sebelah kanan lebih besar daripada bilangan yang terletak di sebelah kiri.

2. MENGURUTKAN BILANGAN
    Contoh: urutkan bilangan di dalam kotak ini
         
   
    Jawab : bilangan diatas dapat diurutkan menjadi:
             37    39    40    41    42    43   44    45    46    48

3. Menentukan pola pada barisan bilangan
  •     1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, ....        Ini merupakan pola bilangan langkah/loncat 1
  •     0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, ...       Ini merupakan pola bilangan langkah/lompat 2
  •     0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, ...     Ini merupakan pola bilangan langkah/lompat 3
  •   0, 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, ...     Ini merupakan pola bilangan langkah/lompat 
  •   0, 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, ...   Ini merupakan pola bilangan langkah/lompat 4
4. pola bilangan segitiga dan bilangan segiempat




   


 

  Asalnya dari bilangan/suku pertama dimulai dari 1 dijumlahkan dengan bilangan urutan berikutnya, kemudian jumlahnya ditambah dengan bilangan berikutnya.
1
1+2 = 3
1+2+3 = 6
1+2+3+4 = 10
1+2+3+4+5 = 15
Dan seterusnya







Untuk menentukan arisan bilangan di atas dengan mengalikan bilangan yang sama secara urut.
1x1 = 1
2x2 = 4
3x3 =9
4x4 = 16
5x5 = 25
Dan seterusnya.

Setelah kamu belajar letak suatu bilangan pada garis bilangan, maka kamu dapat membandingkan dua bilangan dengan bantuan garis bilangan.

Contoh:

32      33      34     35    36       37    38       39

Pada garis bilangan di atas, arah ke kanan menunjukkan bilangan yang makin besar.

a.    32 kurang dari 33 karena 32 terletak di sebelah kiri 33.
b.    35 lebih dari 34 karena bilangan 35 terletak di sebelah kanan 34.
 c.    32 kurang dari 33; maka dapat ditulis 32 < 33.
d.   35 lebih dari 34; maka dapat ditulis 35 > 34.
< dibaca lebih kecil daripada, artinya kurang dari.
> dibaca lebih besar daripada, artinya lebih dari.

SUMBER  http://mblilis.blogspot.com/2012/06/materi-matematika-kelas-3-sd.html

Selasa, 12 November 2013

cara memasukan artikel kedalam blog


Cara Memasukkan Artikel Ke Blogger

Pada Artikel sebelumnya, penulis telah membahas mengenai Panel dan Toolbar paa editor blogger. Editor blogger seperti pada gambar berikut:



Tampilan editor di atas adalah dalam mode Compose (harap baca artikel sebelumnya). Jika tampilannya seperti gambar di atas, kita tinggal mengetik apa saja yang akan kita masukkan ke blog kita.


Tampak pada gambar di atas dalam editor telah dimasukkan artikel. Sebenarnya kita sudah dapat menerbitkan artkel tersebut, tetapi kita sebaiknya melakukan setelan pada entri/artikel yang kita akan terbitkan. Lihat pada panel bagian kanan atau perhatikan gambar berikut:


Keterangan:
  • Label, yaitu semacam simbol atau kategori pada suatu entri, misalnya pada tutorial ini, penulis memberi label "Sains dan Teknologi", seperti tampak gambar berikut:

    Kita dapat memberi label pada suatu entri lebih dari 1 label yang dipisahkan dengan koma, jika telah selesai memberi label klik Selesai.
  • Jadwal, yakni waktu penerbitan. Anda dapat menyetel tanggal penerbitan artikel/entri yang anda masukkan, namun pada umumnya disetel otomatis dimana tanggal penerbitan sesuai dengan tanggal saat artikel diterbitkan. Perhatikan gambar berikut ini:

    Klik selesai jika telah disetel.
  • Lokasi, biarkan default saja jika tidak dipahami
  • Dekripsi penelusuran, yaitu gambaran artikel yang anda akan publikasikan. Gambaran itu akan mudah dibaca oleh mesin pencari, sehingga pengunjung dapat dengan cepat menemkan artikel Anda.



    Jika kita memasukkan kata "Yang Lebih Cepat dari Cahaya", maka pengunjung yang mengetik kecepatan cahaya pada mesin pencari maka artikel anda dapat cepat ditampilkan bahkan mungkin berada pada urutan teratas. Perhatikan tampilan mesin mencari berikut ini:

    Tampak pada gambar di atas artikel yang dimasukkan penulis berada pada urutan kelima. Anda dapat memberi deskripsi penelusuran dengan 1 kata saja, frase atau beberapa kata yang memungkinkan artikel Anda cepat terindeks oleh mesin pencari. Jangan lupa klik selesai jika telah memasukkan deskripsi penelusuran.
  • Pilihan. Jika kita mengeklik pada panel ini, maka akan muncul seperti gambar berikut:


    Mode tulis, ada 2 bagian yaitu:
    • Tunjukkan HTML apa adanya, maksudnya kode HTML yang dimasukkan tidak akan diubah/ditafsirkan
    • Tafsirkan HTML yakni diketik, maksudnya kode HTML yang dimasukkan akan diubah/ditafsirkan dalam bentuk teks atau perintah tertentu.
    Baris baru, ada 2 tipe, yaitu:
    • Gunakan tag <br> maksudnya jika berpindah ke baris baru, walaupun kita menekan enter pada keybard, baris baru tersebut tidak akan terbentuk, kita harus mengetikkan tag <br> untuk berpindah ke baris baru
    • Tekan "enter" untuk baris baru, maksudnya jika kita menekan enter, maka otomatis kita akan membuat baris baru, hal ini juga berlaku walaupun Anda berada pada model HTML.

Jika semua telah selesai, klik Publikasikan untuk menerbitkan artikel Anda agar dapat dibaca oleh pengunjung.

Catatan:
Artikel menggunakan blogger versi Bahasa Indonesia

sumber : www.naskah.net